Sejatinya, kucing cacingan tidak memperlihatkan gejala sakitnya. Tetapi jika si kucing tetap makan banyak dan lahap seperti biasanya, sementara badannya tetap kurus dan perutnya menjadi buncit. Itu bisa disebut sebagai gejala umum sakit cacingan. Pada gejala sakit dengan tingkat yang lebih berat maka cacing akan keluar melalui muntah atau dubur kucing tersebut. Penyakit cacingan pada anak kucing yang terkena sakit cacing akan mengalami diare, pertumbuhannya akan terhambat, bahkan sampai mengalami kematian karena kekurangan gizi dan dehidrasi.
Penyakit cacingan bisa menyebabkan kucing mengalami anemia, gangguan pencernaan, kekurangan gizi dan berbagai masalah komplikasi lain. Penularannya penyakit ini melalui telur cacing yang biasanya terdapat pada buangan atau kotoran kucing yang sedang terinfeksi cacing dan mencemari rumput atau tanah sekitar lingkungan kucing, kutu kucing dan tikus. Sedangkan penularan pada anak kucing biasanya terjadi karena terinfeksi dari induk si kucing.
Lalu apa sebabnya? Ada dua jenis cacing yang sering menginfeksi kucing, yaitu Cacing gelang/gilig atau yang biasanya disebut roundworm dan cacing pita atau tapeworm. Ciri-ciri cacing gelang satu ini adalah bentuknya seperti batang, berwarna cream dan ujung-ujungnya runcing. Panjang cacing ini bisa mencapai beberapa millimeter sampai puluhan centi meter. Sedangkan cacing pita memiliki warna putih, bentuknya agak gepeng selebar beberapa millimeter. Sementara panjangnya bisa mencapai satu meter.
Segera periksakan kucing anda yang terkena penyakit cacingan, berikan segera obat cacing pada anak kucing yang sudah berusia dua minggu (dosis yang tepat tentu harus ditanyakan pada dokter hewan), segera berikan juga obat cacing pada kucing anda yang lain, kecuali kucing yang sedang hamil. Dan lakukan lagi dua minggu setelahnya.
Anda bisa melakukan tindakan pencegahan penyebaran cacingan dengan memandikan si kucing secara teratur dan terjadwal, basmi kutu, batasi interaksinya dengan kucing liar, tidak memberikan daging yang masih mentah, membersihkan tempat kotoran kucing secara berkala, dan cuci tangan setiap setelah membersihkan kotoran kucing, rutin memberikan obat pembunuh cacing dengan jangka tiga bulan sekali, dan perlu diingat bahwa pemilik kucing juga harus minum obat pencegah cacing.